PENDAHULUAN
Etika makan diperkenalkan oleh bangsa Eropa yang merupakan aturan standar terutama saat bersantap bersama-sama di sebuah acara resmi atau acara makan bersama di keluarga besar. Meskipun sebebarnya Etika tersebut telah ada jauh sebelum peradaban Eropa menyebar ke seluruh dunia.
Table Manner selama ini identik dengan acara jamuan
makan resmi bergaya Barat. Etiket makan tidak hanya ada di negara-negara barat.
Di negara lain seperti Jepang, Cina, termasuk di Indonesia pun, dikenal etiket
makan.
Istilah Table Manner atau etiket makan merupakan
suatu aturan tersendiri dalam sebuah jamuan makan yang terdiri dari beberapa
tahap menu yang dihidangkan bergantian dari mulai pembuka (appetizer) sampai
pada tahap penutup (dessert).
Pada
aturan makan ini, penikmat hidangan
mesti mengetahui aturan-aturan, etika dan sopan santun yang berlaku selama
jamuan makan berlangsung, selain aturan pemakaian tahapan peralatan makan juga
diantaranya etika duduk, etika makan dan minum, serta etika berbicara.
Mampu menunjukkan sopan santun di meja makan,
sebenarnya secara tidak langsung menunjukkan kualitas pergaulan,
intelektualitas dan etika pergaulan seseorang. Etika makan tidak dibentuk
secara tiba-tiba. Kualitas etika makan harus dilakukan sejak usia anak dan
remaja.
Dengan kebiasaan sehari-hari dengan melakukan etika
makan yang baik maka merupakan proses pembelajaran yang sangat baik. Pada
prinsipnya Table Manner (etika
makan) harus diketahui oleh semua orang karena ini merupakan tata cara bagaimana
kita makan dalam jamuan resmi yang formal.
Prilaku kita akan mencerminkan siapakah diri kita
dihadapan orang lain. Ketika kita paham bagaimana etika jamuan makan, maka akan meningkatkan kepercayaan diri kita.
ISI
Etika Makan Budaya Barat
Menu utama bergaya Eropa identik dengan
penggunaan saus dan pasta.
Cara makan kita harus sesuai dengan
table manner. Jika tidak, kita akan dicap sebagai orang yang kurang tahu sopan
santun. mirip seperti orang2 di ameerika, mereka pun juga kebanyakanmakan
menggunakan pisau dan garpu.
Mulai makanan ringan sebagai pembuka
hingga hidangan penutup, yang bisa menyajikan enam jenis menu atau bahkan
lebih. Banyak hidangan bisa disajikan, mulai abalone (kerang), udang, hingga
risotto khas Italia.Hidangan utama ala Eropa biasanya hampir sama.
Rata-rata menggunakan saus, daging
sapi, atau aneka bahan baku dari laut, kata chef spesialis menu Eropa, Wijaya
Gunawan. Hidangan utama bergaya Eropa biasanya juga disesuaikan dengan tema
serta acara yang akan dilangsungkan.
Menu utama ala Eropa yang paling
banyak digemari adalah yang menggunakan saus, pasta, ataupun bahan-bahan
seperti daging asap dan kentang. Menu utama ala Eropa juga disajikan dengan
segelas champagne atau wine.
Jamuan makan yang
dilakukan di hotel maupun restauran biasanya menggunakan buffet service
(prasmanan). Aturan mainnya, tamu melakukan self service. Mulai dari hidangan
pembuka (appetizer), menu utama (main course) sampai penutup (dessert). Anda
diwajibkan mengambil hidangan sendiri dan menyantap di atas meja makan yang
sudah di set up piranti makannya. Ada juga yang menggunakan american service.
Aturan main pelayanannya, tamu duduk di sekeliling meja makan, sedangkan
hidangan dikeluarkan secara berurutan oleh waiter.
1.
Hidangan Pembuka (Appetizer)
Sebelum hidangan pembuka
disajikan, pada B&B Plate ( bread & butter plate/piring roti dan
mentega) sudah disajikan roti dan mentega, biasanya dinner roll, soft roll atau
brioche. Roti ini disantap dengan mentega sambil menunggu hidangan pembuka tiba
(salad/soup).
Pada jamuan makan
lengkap, biasanya appetizer terdiri dari dua jenis hidangan. Giliran pertama
cold appetizer atau hidangan pembuka dingin. Ragam makanannya berupa aneka
salad, shrim coktail atau cold canape (sandwich kecil yang disajikan dingin).
Cara makannya dengan menggunakan pisau ditangan kanan dan garpu ditangan kiri.
Giliran kedua hot
appetizer (pembuka panas), makanan yang disajikan biasanya aneka jenis soup.
Alat hidang yang digunakan adalah mangkuk kecil dengan dua telinga dan sendok
soup.
2.
Hidangan Utama (main course)
Hidangan utama biasanya
berupa hidangan dari daging, unggas, sea food maupun telur, baik dilengkapi
saus maupun tidak.
3.
Hidangan Penutup (dessert)
Hidangan penutup banyak sekali
ragamnya, ada kalanya disajikan aneka cake, ice cream, pudding, potongan
buah-buahan, shorbet atau punch. Alat hidang yang digunakan berupa sendok,
garpu dan pisau kecil yang diletakan pada bagian atas piring main course.
Etika Makan Budaya Indonesia
Untuk alat makan, di
Indonesia sebagian besar orang biasa makan dengan menggunakan sendok dan
garpu. Cara makan yang umum di gunakan di Indonesia, selain cara makan
langsung dengan tangan tentunya. Tapi di samping itu ada banyak cara makan dengan
menggunakan peralatan lain di Indonesia, beberapa di antaranya adalah:
1. Sendok & Garpu
2. Pisau & Garpu
3. Sumpit
4. Pulukan / Menggunakan
Tangan
Makan dengan menggunakan
tangan adalah salah satu cara makan yang wajar di Indonesia, khususnya untuk
menyantap makanan-makanan yang tidak berkuah.
5. Suru
Suru adalah sebuah alat
makan yang biasanya terbuat dari daun pisang, dan biasa digunakan untuk
menyantap pecel di beberapa daerah di Jawa Tengah. Suru berfungsi seperti
sendok, dua atau tiga lembar daun pisang berukuran sekitar 3 x 7 cm ditumpuk
menjadi satu, lalu anda memegang salah satu ujung daunnya dengan cara ibu jadi
di bagian atas dan menekan bagian tengah daun agar bagian tengah daun
melengkung ke dalam, lalu jari telunjuk dan jari tengah di bagian bawah daun
kiri dan kanan untuk menopang daun. Setelah itu daun akan menjadi seperti
sendok dan siap digunakan untuk makan.
Adapun aturan Etika
Makan yang berhubungan dengan adat istiadat yang masih kental di Indonesia.
Salah satu contoh nya Budaya Jawa, yang dimana. Setiap gerak, ucapan dan
perilaku harus lebih diutamakan.
Saat suatu keluarga
mengadakan jamuan makan, tempat duduk ini diberikan pada tamu yang paling
mereka hormati atau yang paling di tuakan. Jika sang tamu terhormat atau yang
paling tua belum duduk, tamu lain belum diperkenankan duduk. Acara makan juga
belum dimulai jika tamu terhormat belum mulai makan.
Adapun Aturan Dasar Etika Makan
Setiap
negara memiliki aturan meja makan yang berbeda-beda. Namun, ada beberapa aturan
dasar yang terdapat di setiap etika makan, yaitu :
- Makan dengan mulut yang tertutup saat mengunyah makanan.
- Berbicara dengan volume suara yang rendah.
- Tutupi mulut saat batuk atau bersin.
- Jangan menyandarkan punggung di sandaran kursi.
- Jangan menimbulkan suara saat mengunyah makanan.
- Jangan memainkan makanan dengan peralatan makan.
- Jangan mengejek atau memberitahu seseorang bahwa dia memiliki etika makan yang buruk.
- Jangan bersedekap di meja makan.
- Selalu meminta ijin ke empunya acara saat akan meninggalkan meja makan.
- Jangan menatap mata orang lain saat dia sedang makan.
- Jangan berbicara di telepon di meja makan. Meminta ijinlah saat Anda benar benar harus menjawab telepon, dan meminta maaflah saat kembali.
- Jangan menimbulkan suara saat memakan sup.
- Letakkan garpu di sebelah kiri dan garpu disebelah kanan bersama-sama di arah jam 5 di atas piring dengan bagian pisau yang tajam menghadap ke dalam. Ini menandakan bahwa Anda telah selesai makan.
- Lap yang disediakan di atas meja tidak boleh digunakan.
- Jangan menghilangkan ingus dengan lap tangan. Lap yang disiapkan untuk Anda hanya untuk membersihkan mulut bila kotor.
- Jangan mengambil makanan dari piring orang lain dan jangan memintanya juga.
- Telan semua makanan yang ada di mulut sebelum minum.
- Jangan menggunakan tangan saat mengambil makanan yang tersisa di dalam mulut, gunakan tusuk gigi.
- Usahakan untuk mencicipi semua makanan yang disediakan.
- Tawarkan ke orang di sebelah Anda saat Anda akan menuangkan minuman ke gelas Anda.
PENUTUP
Table Manner merupakan bagaimana kita mengetahui tata cara yang benar dalam jamuan
makan. Table Manner itu penting agar kita tidak dipandang sebelah
mata dalam jamuan makan yang formal nantinya, serta tidak membuat kita malu
jikalau kita benar-benar mendalami itu semua. Tidak akan pernah ada yang tau
akan jadi apa kita nantinya, tapi siapa tau juga kita menjadi salah seorang
yang akan berada pada situasi jamuan penting itu sangat membantu seseorang dalam
melakukan penjamuan makan, dengan tahu tata cara yang baik saat akan melakukan
penjamuan makan. Baik untuk para pembisnis maupun para stakeholder.